Minggu, 07 September 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Faktor-faktor yang Mempengaruhi belajar
A. Faktor – faktor Intern
1. Faktor JasmaniahA
a) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya / bebas dari penyakit. Proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin.
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Keadaan cacat tubuh mempengaruhi belajar. Maka hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat mengurangi kecacatannya.

2. Faktor Psikologis
a) Inteligensi
Inteligensi menurut J.P Chaplin, kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu 1) Kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, 2) mengetahui / menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, 3) mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegesi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berasil dalam belajar. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor di antara faktor yang lain. . lebih berhasil daripada yang mpada yang mmempunyai tingkat intelegesi yang rendah
b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, semata-mata tertuju kepada suatu obyek. Agar siswa dapat belajar dengan baik usahakalah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan dan disertai rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan , karena minat menambah kegiatan belajar.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar, terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Contoh : orang yang berbakat mengetik akan lebih cepatdalam mengetik dibanding yang kurang/tidak berbakat dalam mengetik.
e) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam menentukan tujuan dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sementara yang menjadi penyebab berbuat adalah motif, sebagai daya penggerak/pendorongnya. Dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa belajar dengan baik, misal mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang menunjang belajar. Motif-motif di atas dapat ditanamkan kepada siswa dengan cara latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh lingkungan-lingkungan.enyeba
f) Kematangan
Kematangan adalah sutu tingkat dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru. Misalnya anak dengan kakinya sudah siap bejalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap menulis. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran (anak yang sudah siap/matang belum tentu dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar).
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon. Kesediaan timbul dari dalam diri, berhubungan dengan kematangan. Jika sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

3. Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (psikis)
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan membaringkan tubuh. Kelelahan terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak /kurang lancar pada bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatau hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi seolah-olah otak kehilangan daya untuk bekerja (terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat).
Kelelahan baik secara jasmani maupun roho\ani dapat dihilangkan dengan cara-cara berikut :
(1) Tidur
(2) Istirahat
(3) Mengusahakan variasi dalam belajar/bekerja
(4) Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran dara, misalnya obat gosok
(5) Rekreasi dan ibadah teratur
(6) Olahraga secara teratur
(7) Mengimbangi makan dengan makan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan
(8) Jika kelelahan terjadi terus-menerus, hubungi dokter, psikiater, konselor dll.

B. Faktor – faktor Ekstern
1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
a) Cara Orang Tua Mendidik
Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya maka menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.
Mendidik anak dengan cara memanjaknnya adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan terhadap anaknya tak sampai hati untuk memaksa anaknya belajar, bahkan membiarkan saja jika anaknya tidak belajar, dengan alasan segan adalah tidak benar. Jika dibiarkan anak akan menjadi nakal, berbuat seenaknya saja.
Mendidik dengan memperlakukannya secara keras, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar, adalah cara mendidik anak yang juga salah. Dengan demikian anak tersebut diliputi ketakutan dan akhirnya benci terhadap belajar.
b) Relasi antaranggota Keluarga
Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudara-saudaranya. Wujud relasi ini misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian ataukah diliputi kebencian, dan sikap yang terlalu keras. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalh hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak.
c) Suasana Rumah
Agar anak belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram, ini juga akan membuat anak merasa kerasan dan betah di rumah.
d) Keadaan Ekonomi Keluarga
Jika anak hidup dalam keluarga miskin, cenderung kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar juga terganggu. Anak juga bisa merasa minder dengan teman yang lain. Sebaliknya anak yang hidup di keluarga yang kaya dan cenderung berfoya-foya membuat anak kurang memusatkan perhatian pada belajar.
e) Pengertian Orang Tua
Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Bila anak kadang lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongan.
f) Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan/kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik agar mendorong semangat anak dalam belajar.
2. Faktor Sekolah
a) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu jalan/cara mengajar yang harus dilalui di dalam mengajar.
Menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo, metode mengajar adalah cara menyajikan bahan pelajaran oleh seorang kepada orang lain agar orang lain itu menerima menguasai dan mengembangkannya. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa menjadi tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran, sehingga memberi pangarauh siswa malas untuk belajar. Metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.suatu jalan/cara mengajar yang harus dilalui di dalam mengajar.
rang memusatkan perhatian pada belajar.man untuk
b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Perlu diingat bahwa sistem belajar-mengajar sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.iartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. in.di tidak baik pula. lain agar orang lain itu menerima mengu
c) Relasi Guru dengan Siswa
Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa belajar dengan sebaik-baiknya. Dan ini terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari pelajaran yang diberikan gurunya. Akibatnya pelajarannya tidak maju.
d) Relasi Siswa dengan Siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya menggaggu belajar dan menjadikannya malas untuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak.
e) Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat kaitanya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa, dll.
f) Alat Pelajaran
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehinggaa siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik.
g) Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Hendaknya proses belajar mengajar dilakukan waktu pagi hari karena pikiran masih segar.
h) Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru.
i) Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai dalam setiap kelas.
j) Metode belajar
Dengan cara belajar yang tepat, teratur, setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
k) Tugas Rumah
Waktu belajar terutama adalah disekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain.
3. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa.
a) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Manfaatnya dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Namun jika terlalu banyak mengikuti kegiatan tersebut, maka waktu belajarnya akan terganggu jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar. Misalnya kursus bahasa Inggris, PKK Remaja, kelompok diskusi dll.
b) Mass Media
Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku.
Mass media dapat memberi pengaruh positif dan negatif bagi siswa tergantung dari siswa tersebut. Sehingga perlu adanya bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari orang tua dan guru dimanapun berada.
c) Teman Bergaul
Teman bergaul juga dapat menimbulkan pengaruh positif dan negatif. Tergantung siswa tersebut bergaul dengan teman yang seperti apa, sehingga diperlukan pengawasan dari orang tua dan guru yang bijaksana.


d) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang mempunyai kebiasaan tidak baik akan berpengaruh jelak untuk siswa yang berada di sekitar masyarakat tersebut. Akibatnya belajarnya terganggu dan juga sebaliknya. Siswa yang berada di lingkungan masyarakat berkebiasaan baik maka semangat belajarnya tidak akan terganggu. Sehingga perlu untuk mengusajhakan lingkungan yang baik agar dapat berpengaruh positif terhadap anak, melalui semangat belajarnya.
BAB II
Belajar dan Mengajar yang Efektif
A. Cara Belajar yang Efektif
1. Perlunya Bimbingan
Salah satu yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara individual. Meski demikian, kita dapat membantu siswa dengan petunjuk-petrunjuk umum tentang cara belajar efisien sehingga dapat menjamin kesuksesan siwa. Tanpa usaha, kesuksesan tidak akan tercapai.
2. Kondisi dan Strategi Belajar
Untuk meningkatkan cara belajar efektif agar siswa dapat meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut :
a) Kondisi Internal
Yaitu kondisi yang ada di dalam diri siswa (kesehatan, keamanan, ketentraman).
Menurut Maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi yaitu :
(1) Kebutuhan fisiologis
Yaitu kebutuhan jasmani manusia (makan, minum, istirahat, kesehatan). Agar dapat belajar efektif dan efisien siswa siawa harus menjaga kesehatan agar tidak mengganggu konsentrasi belajar.
(2) Kebutuhan akan keamanan
Manusia membutuhkan ketentraman dan keamanan jiwa. Agar cara belajar dapat ditingkatkan kearah yang efektif maka harus dapat menjaga keseimbangan emosi dengan demikian munculah perasaan aman dan konsentrasi pikiran dapat dipusatkan.
(3) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta
Hidup itu perlu kasih sayang, cinta dari orang-orang terdekat, sehingga memunculkan kebahagiaan. Keinginan untuk diakui sama dengan orang lain merupakan kebutuhan primer. Oleh karena itu belajar bersama kawan-kawan lain dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman berpikir. Maka diperlukan cara berpikir yang terbuka, kerja sama, memilih materi yang tepat, dan ditunjang visualisasi.
(4) Kebutuhan akan Status
Misalnya keinginan akan keberhasilan. Untuk kelancaran belajar, perlu optimis percaya akan kemampuan diri dan yakin bahwa ia akan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sehingga dengan usahanya itu ada keinginan dapat berhasil dan pastinya banyak berguna bagi dirinya.
(5) Kebutuhan self-actualisation.
Belajar efektif dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga siswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan dapat membantu tercapainya cita-cita.
(6) Kebutuhan untuk mengerti dan mengetahui
Yaitu kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu, memperoleh pengetahuan, informasi dan memahami sesuatu. Hanya melalui belajarlah kebutuhan ini dapat terwujud.
(7) Kebutuhan estetik
Yaitu kebutuhan yang dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan kateraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan. Terpenuhi jika siswa belajar tak henti-hentinya tidak hanya selama pendidikan formal saja, tetapi juga setelah selesai, setelah bekerja, berkeluarga serta berperan dalam masyarakat.
b) Kondisi Eksternal
Yaitu kondisi di luar pribadi manusia (kebersihan rumah, penerangan, keadaan lingkungan fisik lain)
(1) ruang belajar harus bersih, tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran
(2) ruangan cukup terang, sehingga tidak mengganggu mata,
(3) cukup sarana yang diperlukan untuk belajar,
c) Strategi Belajar
(1) Keadaan Jasmani
Diperlukan keadaan jasmani yang sehat untuk mencapai hasil yang baik.
(2) Keadaan Emosional dan Sosial
Siswa yang merasa jiwanya tertekan, yang selelu dalam keadaan takut akan kegagalan yang mengalami kegoncangan karena emosi-emosi yang kuat tidak dapat belajar efektif. Demikian pula bila seorang siswa tidak disukai oleh temannya maka akan menemui kesulitan belajar.
(3) Keadaan Lingkungan
Untuk belajar diperlukan konsentrasi pikiran sehingga diperlukan tempat yang tenang, dan peralatan belajar harus sudah disediakan sebelum belajar dimulai, agar tidak terputus-putus belajarnya.
(4) Memulai Belajar
Diperlukan ketepatan waktu dalam belajar agar tidak dirasakan keengganan untuk belajar. Dapat dilakukan dengan suatu perintah kepada diri sendiri untuk mulai belajar tepat waktu.
(5) Membagi pekerjaan
Menentukan apa yang dapat dan harus dikerjakan dalam waktu tertentu. Menyelesaikan tugas dengan perencanaan akan memberi perasaan sukses yang menggembirakan dan menambah kegiatan belajar. Dengan semboyan Devide et Impera optimis menyelesaikan pekerjaan yang banyak.
(6) Adakan Kontrol
Kontrol pada akhir belajar, hingga manakah bahan itu telah dikuasai. Kalau hasil kurang baik, akan nyata kekurangan-kekuranga, maka memerlukan latihan-latihan khusus lagi.
(7) Pupuk Sikap Optimistis
Lakukan segala sesuatu dengan sempurna, pekerjaan yang baik memupuk suasana kerja yang menggembirakan dan berpikirlah optimis, bahwa saya pasti bisa.
(8) Waktu Bekerja
Kita harus mematok waktu dalam bekerja, sehingga dalam waktu yang sudah ditentukan maka pekerjaan itu harus selesai, kerena menyeleweng dari waktu itu kegagalan.
(9) Buatlah suatu Rencana Kerja
Dengan adanya rencana kerja dengan pembagian waktu dan lain sebagainya maka suatu pekerjaan akan terlaksana dengan baik.
(10) Menggunakan Waktu
Menggunakan waktu tidak berarti bekerja sampai habis tenaga, tapi kerja sungguh-sungguh dengan tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas. Sehingga menyelesaikan tugas tidak perlu diundur-undur, agar tidak membuang waktu.
(11) Belajar Keras Tidak Merusak
Belajar penuh konsentrasi tidak merusak, sedangkan menggunakan waktu tidur untuk belajar ialah merusak kerena mengurangi waktu istirahat akan merusak badan.
(12) Cara Mempelajari Buku
Sebelum membaca buku lebih dahulu kita coba memperoleh gambaran secara garis besar tentang buku itu.
(13) Mempertinggi kecepatan Membaca
Seorang pelajar sekurang-kurangnya harus mencapai 200 kata / menit dengan cara baca lompatan mata tanpa mengucapkan/ pergerakan bibir / dalam hati karena dapat memperlambat kecepatan.
(14) Jangan Membaca Belaka
Selain membaca kita juga harus memahami isi dari bacaan dan dapat mengatakannya kembali dengan kata-kata sendiri.
Saran-saran untuk mempertinggiefisiensi membaca :
(a) baca suatu pelajaran seluruhnya dengan cepat
(b) Baca lebih lambat untuk kedua kalinya
(c) Ulangi dan camkan
(d) Buat rangkuman
a. cegah “craming”
yaitu menumpuk pelajaran sampai saat terakhir yakni bila saat ulangan / ujian sudah dekat sehingga mereka diburu-buru wakt. Kita lebih baik mengadakan tiga kali ulangan masing-masing dalam waktu 20 menit (distributed learning) oleh sebab :
(a) pengertian yang mendalam diperoleh bila bahan itudirenungkan berkali-kali;
(b) pengertian adalah soal pertumbuhanyangterjadi selama waktu antara 2 ulangan;
(c) penyebaran waktu ulangan mencegah lupa.
b. Membuat Catatan
Merupakan outline / rangkuman tentang gambaran garis-garis besar pelajaran itu. Catatan itu berfaedah bila kita hendak mengulangnya kelak.
3. Metode Belajar
a) Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya
Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur atau disiplin. Cara untuk membuat jadwal yang baik adalah :
a. memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan seharo-hari.
b. menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
c. merencanakan belajar dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
d. menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik.
e. berhemat dengan waktu.
Cara lain untukmembuat jadwal yaitu :
a. Tidur : + 8 Jam
b. Makan, mandi, olahraga : + 3 Jam
c. Urusan pribadi, dll : + 2 Jam
d. Sisanya (a,b,c) untuk belajar : + 11 Jam
supaya berhasil dalam belajar jadwal yang dibuat harus dilaksanakan secara teratur, disiplin dan efisien.
b) Membaca dan membuat Catatan
Agar dapat belajar dengan baik, perlu membaca dengan baik pula. Salah satu metode agar dapat belajar dengan baik, perlu membaca dengan baik pula. Salah satu metode membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SQR4 :
a. Survey – meninjau,
b. Question – mengajukan pertanyaan,
c. Read – membaca,
d. Recite – menghafal,
e. Write – menulis dan
f. Preview – mengingat kembali
Kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik menurut Liang Gie adalah sebagai berikut :
a. Memperhatikan kesehatan membaca,
b. ada jadwal,
c. membuat tanda-tanda/catatan-catatan,
d. memanfaatkan perpustakaan,
e. membaca sungguh-sungguh semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya.
f. Dan membaca dengan konsentrasi penuh.
c) Mengulang Bahan Pelajaran
Mengulang bahan pelajaran besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan, bahan yang kurang dikuasai serta mudah terlupakan akan tertanam dalam otak. Mengulang dapat dilakukuan secara langsung setelah membaca, cara ini dapat ditempuh dengan membuat ringkasan lalu cara mengulangnya cukup belajar dari ringkasan itu atau dapat juga dengan mempelajari soal tanya jawab yang sudah pernah dibuat.
d) Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lain yang tidak berhubungan. Agar dapat berkonsentrasi dengan baik perlulah usaha berikut : punya minat dan motivasi tinggi, didukung dengan kondisi tubuh yang baik dan linkungan yang mendukung pula.
e) Mengerjakan Tugas
Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan baik. Berikut ini uraian dalam mengerjakan tugas menurut The Liang Gie, Oemar Hamalik dan Dorothy Keiter.
Mengerjakan tugas berupa PR/latihan dari buku pegangan :
Siapkan perlengkapan belajar dan tentukan berapa lama Anda mengerjakan tugas tersebut.
Bacalah petunjuk soal dengan baik, dan bacalah soal satu demi satu.
Kerjakanlah soal yang mudah dahulu.
Jika ada kesulitan lihatlah catatan sebagai tuntunan, dan jika terpaksa masih belum bisa, mintalah petunjuk orang lain yang lebih tahu.
Setelah selesai koreksilah dan betulkanlah jawaban dengan melihat catatan/kunci jawaban.
Simpan dengan baik pekerjaan itu, baik tugas dari guru maupun bukan.
Mengerjakan tugas/test/ulangan/ujian (tertulis) :
Hindari belajar belebihan menjelang saat-saat test (sebaiknya bahan test sudah dipelajari secara teratur sehari/dua hari sebelumnya)
Buatlah ringkasan bahan yang sedang dipelajari, dan pelajari latihan soal/hasil tugas sebelumnya.
Jaga kesehatan dan konsentrasikan perhatian pada tugas yang akan ditempuh.
Persiapkan perlengkapan yang diperlukan.
Datanglah ke tempat test lebih awal dan jangan panik (jangan belajar lagi karena hanya aka mengacaukan pikiran).
Duduklah dengan tenang sambil menunggu pembagian soal.
Bacalah petunjuk soal dan jawablah sesuai petunjuk dan jenis soalnya.
Perhitungkan waktu yang disediakan & kerjakanlah soal mudah dahulu.
Perikasalah jawaban Anda dan jangan terpengaruh oleh jawaban teman lain.
Mengerjakan tugas/test/ulangan/ujian (lisan) :
Masuklah ke ruang test dengan tenang dan sopan serta membawa perlengkapan yang diminta.
Dengarkan dan pahami pertanyaan dengan baik (jangan tergesa-gesa dalam menjawab).
Jawablah dengan sistematis, logis, rasional dan gunakanlah bahasa yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti.
Bila waktunya sudah cukup, pamitlah dengan baik dan sopan.
Sampai di rumah, ceklah jawaban Anda (baik lisan/tertulis) dan betulkanlah jawaban yang salah dengan melihat catatan.
B. Mengajar yang Efektif
1. Pengertian
Mengajar efektif : mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula.
2. Syarat-syarat yang diperlukan untuk melaksanakan mengajar efektif :
ü Siswa harus belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
ü Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu belajar.
ü Motivasi guru yang tepat pada siswanya, sehingga akan meningkatkan kegiatan belajar.
ü Kurikulum yang baik dan seimbang, yang mampu mengembangkan segala segi kepribadian siswa.
ü Guru perlu mempertimbangakan perbedaan individual, agar dapat mengembangkan kemampuan siswa secara individual.
ü Guru perlu membuat perencanaan sebelum belajar.
ü Guru perlu memberikan sugesti yang kuat kapada siswa untuk lebih giat belajar.
ü Guru harus bisa menentukan sikap yang tepat terhadap berbagai perilaku siswa-siswanya.
ü Guru mampu menciptakan situasi yang demokratis di sekolah (saling menghormati, saling menghargai, bertenggang rasa dll)
ü Guru harus mampu merangsang anak untuk berpikir.
ü Semua pelajaran yang diberikan kepada siswa perlu diintegrasikan, sehingga pengetahuan siswa tidak terpisah-pisah.
ü Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di dalam masyarakat.
ü Dalam interaksi belajar mengajat guru harus memberi kebebasan pada siswa.
ü Pengajaran remedial, hal ini perlu karena banyak faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, sehingga guru perlu meneliti, agar dapat memberikan diagnosa kesulitan belajar.
Ada pandangan lain yang mengemukakan tentang hal-hal yang perlu dipertimbang kan dalam mengajar efektif, diantaranya adalah :
ü Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin.
ü Guru harus cinta terhadap pelajaran yang akan diberikan, sehingga guru dapat mengajar secara efektif.
ü Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, guru perlu meneliti hal itu, termasuk juga kemampuan dan prestasi siswa.
ü Penggunaan variasi metode untuk mencegah kebosanan sehingga dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.
ü Seorang guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran.
ü Bila guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual dan dipersiapkan sebaik-baiknya.
ü Guru harus berani memberi pujian/penghargaan kepada siswa yang bersikap positif.
ü Guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual.
C. Peranan Guru
Guru mempunyai peran/tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada :
Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan, baik jangka pendek/jangka panjang.
Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.
Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi.
Seiring dengan perkembangan ilmu & teknologi serta perkembangan sosial budaya, peranan guru telah meningkat dari yang semula sebagai pengajar menjadi direktur pengarah belajar. Jadi tugas dan tanggung jawab guru telah meningkat pula yaitu sebagai perencana pengajaran, penilai, motivator, dan pembimbing belajar.
Untuk memberikan motivasi belajar ada 4 hal yang dapat dikerjakan oleh guru :
Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.
Menjelaskan secara kongkret apa yang harus dilakukan siswa pada akhir pengajaran.
Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Sebagai direktur belajar guru berperan sebagai pembimbing, untuk itu guru diharapkan mampu :
Mengenal dan memahami setiap siswa secara individu/kelompok.
Memberikan penerangan kepada siswa mengenai hal-hal yang diperlukan dalam proses belajar.
Memberikan kesempatan yang memadai kepada setiap siswa agar dapat belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya.
Membantu siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah pribadinya.
Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
D. Tuntutan Guru
Untuk dapat menjadi seorang guru ada 4 tuntutan yang harus dipenuhi :
Mengajar mata pelajaran dengan baik :
Ø Dapat menimbulkan minat dan semangat belajar siswa.
Ø Memiliki kecakapan untuk memimpin.
Ø Dapat menghubungkan materi pelajaran dengan pekerjaan-pekerjaan praktis.
Memiliki hubungan baik dengan siswa
Ø Dapat memberikan nasihat, bantuan kepada siswa.
Ø Dapat kontak dengan siswa di luar kelas
Ø Memiliki minat dan pelayanan sosial.
Ø Memiliki/membuat kontak dengan orang tua siswa.
Memiliki hubungan baik dengan guru lain.
Guru diharapkan mampu bekerja sama dengan guru lain, tidak menimbulkan pertentangan, dapat berdiri sendiri, memiliki kepemimpinan yang baik dan tidak egois.
Guru harus melakukan pencatatan dan penelitian.
Guru harus mempunyai sikap ilmiah & objektif, lebih suka mengukur dan tidak menebak, berminat dalam masalah penelitian, efisien dalam kegiatan tulis-menulis.
Bersikap profesional
Guru harus bersikap sukarela untuk melakukan pekerjaan ekstra, sabar dan dapat menyesuaikan diri, bersikap konstruktif dan tanggung jawab, mau melatih diri, memiliki semangat untuk melayani terhadap siswa, sekolah dan masyarakat.